aaaKamis, jumat dan sabtu dari tanggal 4 kemarin sampai 6 juni 2009 merupakan hari dimana kami melakukan praktikum PLLB .Berbeda dengan praktikum-praktikum sebelumnya yang dilaksanakan didalam ruangan atau dilaboratorium, kali ini praktikum dilakukan diluar ruangan tepatnya langsung terjun ketempat objek yang diteliti. Dimana pada praktikum kali ini kami diberi kesempatan untuk meneliti kawasan lahan basah Rawa Bangkau yang terletak di Negara dan kawasan wisata Loksado yang terletak di Kandangan.
aaaDalam melakukan penelitian dikedua tempat tersebut kami melakukannya dengan berbagai tahapan, yaitu observasi terehadap penduduk sekitar kawasan kemudian dilanjutkan dengan melakukan pengukuran kuantitatif dikawasan tersebut. Dari kedua tempat yang berbeda jauh tersebut dapat didisimpulkan bahwa penduduk dimasing-masing kawasan memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda serta pola kehidupan yang berbeda pula baik itu dari segi profesi, cara mendapatkan makanan dan minuman, pendidikan yang diperoleh, kebutuhan dan alat transportasi yang digunakan.
Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi yang kami lakukan terhadap kedua kawasan tersebut yaitu :
Kawasan Rawa Bangkau (Negara)
-. Mayoritas berprofesi sebagai nelayan.
-. Masyarakatnya menggunakan air sungai sebagai keperluan hidup sehari-hari.
-. Transportasi yang digunakan kebanyakan kelotok atau jukung.
-. Pendidikan dari SD – SMA (disebabkan dekat dengan pusat pemerintahan).
Kawasan Loksado (Kandangan)
-. Mayoritas berprofesi sebagai petani.
-. Masyarakatnya menggunakan air dari gunungsebagai keperluan hidup sehari-hari.
-. Transportasi yang digunakan kebanyakan sepeda maupun motor.
-. Pendidikan hanya SD yang tersedia (disebabkan jauh dengan pusat pemerintahan).
aaaDari data-data yang kami dapatkan ada beberapa hal yang membuat saya tertarik untuk menelaah perihal tersebut lebih jauh. Yaitu adanya perbedaan yang signifikan antara dua daerah tersebut dalam hal memperoleh air bersih. Di daerah Rawa Bangkau yang berdekatan dengan sungai diketahui bahwa penduduk disana sangat sulit memperoleh air bersih dari PDAM sehingga mereka harus membeli air mineral galon yang mahal untuk minum. Berbeda jauh sekali dengan penduduk kawasan Loksado, mereka dapat memperoleh air bersih secara cuma-cuma atau gratis karena jumlahnya yang berlimpah. Padahal secara teori kedua kawasan tersebut seharusnya memiliki jumlah air bersih yang melimpah karena kawasan terebut berada di kawasn lahan basah yang notebennya memiliki jumlah air yang melimpah.
aaaSelidik punya selidik ternyata didapatkan fakta bahwa penduduk disekitar Rawa Bangkau sering membuang sampah dan limbah rumah tangga mereka secara membabibuta kesungai, selain itu juga disebabkan karena daerah mereka berada disudut kota Negara serta peningkatan penduduk didaerah pusat kota yang tidak diimbangi dengan ketersedian air bersih sehingga mereka harus berupaya ekstra untuk memenuhinya. Berbeda dengan penduduk di kawasan Loksado dimana mereka telah berkomitmen untuk tidak menebang pohon secara brutal dan berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga lingkungan agar tetap lestari.
aaaDari pengalaman saya tersebut dapat dinyatakan bahwa kawasan yang kaya akan sesuatu sangat mungkin bagi kawasan tersebut tidak dapat menikmati kekayaan tersebut, hal ini sesuai dengan pepatah “ Ayam mati kelaparan di lumbung padi”. Jadi dari perihal diatas dapat disimpulkan bahwa kita harus menjaga lingkungan kita dari berbagai hal yang dapat merusaknya hal ini tidak lain dan tidak bukan untuk kehidupan kita sendiri maupun kehidupan anak cucu kita dimasa yang akan datang.
aaaDalam melakukan penelitian dikedua tempat tersebut kami melakukannya dengan berbagai tahapan, yaitu observasi terehadap penduduk sekitar kawasan kemudian dilanjutkan dengan melakukan pengukuran kuantitatif dikawasan tersebut. Dari kedua tempat yang berbeda jauh tersebut dapat didisimpulkan bahwa penduduk dimasing-masing kawasan memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda serta pola kehidupan yang berbeda pula baik itu dari segi profesi, cara mendapatkan makanan dan minuman, pendidikan yang diperoleh, kebutuhan dan alat transportasi yang digunakan.
Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi yang kami lakukan terhadap kedua kawasan tersebut yaitu :
Kawasan Rawa Bangkau (Negara)
-. Mayoritas berprofesi sebagai nelayan.
-. Masyarakatnya menggunakan air sungai sebagai keperluan hidup sehari-hari.
-. Transportasi yang digunakan kebanyakan kelotok atau jukung.
-. Pendidikan dari SD – SMA (disebabkan dekat dengan pusat pemerintahan).
Kawasan Loksado (Kandangan)
-. Mayoritas berprofesi sebagai petani.
-. Masyarakatnya menggunakan air dari gunungsebagai keperluan hidup sehari-hari.
-. Transportasi yang digunakan kebanyakan sepeda maupun motor.
-. Pendidikan hanya SD yang tersedia (disebabkan jauh dengan pusat pemerintahan).
aaaDari data-data yang kami dapatkan ada beberapa hal yang membuat saya tertarik untuk menelaah perihal tersebut lebih jauh. Yaitu adanya perbedaan yang signifikan antara dua daerah tersebut dalam hal memperoleh air bersih. Di daerah Rawa Bangkau yang berdekatan dengan sungai diketahui bahwa penduduk disana sangat sulit memperoleh air bersih dari PDAM sehingga mereka harus membeli air mineral galon yang mahal untuk minum. Berbeda jauh sekali dengan penduduk kawasan Loksado, mereka dapat memperoleh air bersih secara cuma-cuma atau gratis karena jumlahnya yang berlimpah. Padahal secara teori kedua kawasan tersebut seharusnya memiliki jumlah air bersih yang melimpah karena kawasan terebut berada di kawasn lahan basah yang notebennya memiliki jumlah air yang melimpah.
aaaSelidik punya selidik ternyata didapatkan fakta bahwa penduduk disekitar Rawa Bangkau sering membuang sampah dan limbah rumah tangga mereka secara membabibuta kesungai, selain itu juga disebabkan karena daerah mereka berada disudut kota Negara serta peningkatan penduduk didaerah pusat kota yang tidak diimbangi dengan ketersedian air bersih sehingga mereka harus berupaya ekstra untuk memenuhinya. Berbeda dengan penduduk di kawasan Loksado dimana mereka telah berkomitmen untuk tidak menebang pohon secara brutal dan berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga lingkungan agar tetap lestari.
aaaDari pengalaman saya tersebut dapat dinyatakan bahwa kawasan yang kaya akan sesuatu sangat mungkin bagi kawasan tersebut tidak dapat menikmati kekayaan tersebut, hal ini sesuai dengan pepatah “ Ayam mati kelaparan di lumbung padi”. Jadi dari perihal diatas dapat disimpulkan bahwa kita harus menjaga lingkungan kita dari berbagai hal yang dapat merusaknya hal ini tidak lain dan tidak bukan untuk kehidupan kita sendiri maupun kehidupan anak cucu kita dimasa yang akan datang.