My Final Project in Tungkaran

|
Oleh :
Darhasani
J1A108012




     
       
       Pagi rabu pada tanggal 22 maret kemarin kami berjanji satu angkatan 2008 prodi matematika (matherze) ke daerah yang berada di koordinat S : 3o 23' 55.7" dan E : 114o 49' 32.5" untuk melaksanakan tugas dari mata kuliah Pengenalan Ekologi Lahan Basah. Namun karena berbagai hambatan dan rintangan yang tak diduga dan diharapkan akhirnya kami berangkat kesana sekitar jam 11 siang.
…..
         Sesampainya disana saya takjub melihat sesuatu yang berbeda yang biasa saya lihat. Dikanan-kiri terlihat hamparan permadani hijau yang benang-benangnya terdiri tumbuhan enceng gondok yang sangat jernih warnanya serta indah dipandang mata. Dari gambaran suasana tersebut dapat ditebak bahwa daerah itu merupakan sebuah desa, setelah bertanya dengan penduduk setempat ternyata itu memang kawasan sebuah desa tepatnya desa tungkaran yang terletak di kecamatan martapura kabupaten banjar.
         Dari hasil kacamata saya daerah tersebut sebenarnya merupakan rawa yang terbengkalai sehingga ditumbuhi oleh ribuan tanaman enceng gondok. Sejujurnya dari sudut pandang ekonomi , rawa ini beserta kandungannya memiliki nilai komersial yang sangat tinggi. Rawa ini bias dijadikan tambak buatan untuk mendewasakan bahkan mengembangbiakkan ikan-ikan serta hewan air lainnya yang memiliki nilai jual. Tanaman enceng gondok yang tumbuh disana juga dapat dimanfaatkan menjadi kerajinan-kerajinan tangan seperti tas, sandal, sepatu dan souvenir-souvenir lainnya . selain itu juga daerah tersebut bisa dijadikan tempat wisata. Dengan begitu selain mendapatkan penghasilan yang besar juga dapat membuka lapangan-lapangan kerja baru yang dapat mengurangi jumlah pengangguran di negeri kita tercinta ini.
         Sejenak kemudian kekaguman saya sepertinya terhenti karena terlihat cukup banyak sampah baik itu sampah organic maupun sampah non organic seperti plastic yang terdapat disisi bahkan dirawa itu sendiri. Sepertinya hal tersebut tidak dihiraukan oleh masyarakat setempat dan pihak berwenang. Mungkin masyarakat belum mengetahui manfaat besar dari rawa tersebut apabila dikelola dengan baik. Namun apabila hal ini didiamkan berlarut-larut tanpa adanya tindakan maka bukan tidak mungkin tambang emas tersebut menjadi telur busuk yang sangat merugikan masyarakat disana. Karena selain menhilangkan nilai-nilai keindahan rawa tersebut, sampah-sampah itu juga dapat menjadi sumber penyakit tempat berkumpulnya nyamuk bahkan menjadi penyebab bencana banjir.
          Terlepas dari sudut pandang nilai estetika, ekonomi, kesehatan dan social diatas. Saya akan mencoba meneliti dan memprediksikan bagaimana jumlah sampah yang di buang disana serta potensinya dari tahun ketahun. Semoga hal ini bisa menjadi pedoman dan mtivasi bagi masyarakat dan pihak berwenang disana untuk menangani masalah sampah tersebut.
         Jadi saya tergerak hati untuk melakukan penelitian peningkatan jumlah sampah disana. Dengan asumsi minggu pertama orang yang melewati rawa tersebut adalah 100 orang (termasuk orang sama lewat lebih dari 1 kali). Dari 100 orang tersebut 5 diantaranya membuang sampah disembarang tempat. Rata-rata berat sampah yang dibuang adalah 50 gram tiap orangnya atau 250 gram untuk kelima orang tersebut. Dan 80% diantara sampah yang dibuah adalah berupa sampah yang tidak dapat diuraikan seperti plastic. Dengan tingkat pertumbuhan penduduk desa Tungkaran sebesar 5,2% pertahun. Dan kawasan rawa tersebut menempati 0,1% dari luas desa tersebut.

Maka secara matematis dapat kita hitung.

Minggu pertama, jumlah sampah yang dibuang adalah :
100 x 5% x 50 gram x 80% = 200 gram
Jadi jumlah sampah plastik yang dihasilkan pada minggu pertama adalah 200 gram

Peningkatan jumlah orang yang melewati kawasan rawa tersebut adalah :
Pertumbuhan penduduk desa pertahun x persen luas wilayah rawa terhadap desa
= 5,2% x 0,1 %
= 0,0052 % pertahunnya

Sedangkan perminggunya adalah
= = 0,0001%

Minggu kedua, jumlah sampah yang dibuang adalah :
= (100% + 0,0001%) x 5% x 50 gram x 80%
= 200,0002 gram

Tabel 1 Data berat sampah yang dihasilkan perminggu
         

 Grafik Peningkatan Berat Sampah Tiap Minggu
  

         Dari tabel tersebut terlihat bahwa jumlah sampah yang dihasilkan tiap minggu bertambah dari minggu sebelumnya, hal ini disebabkan karena pertumbuhan penduduk didaerah tersebut. Memang jika dibandingkankan dengan luas rawa tersebut jumlah sampah yang dihasilkan yaitu sebesar 2.000,0108 gram adalah suatu yang biasa. Namun apakah kita masih berpikir lebih jauh lagi berapakah jumlah sampah yang dihasilkan dalam 1 tahun, lalu berapa jumlah sampah yang dihasilkan dalam 10 tahun nanti??
Mari kita jawab pertanyaan tersebut dengan menggunakan rumus matematis yaitu dengan deret geometri
Misal:
Jumlah sampah yang dihasilkan minggu pertama adalah = u1 = 200 gram
Jumlah sampah yang dihasilkan minggu kedua adalah = u2 = 200,0002 graam
Rasio dari dua data tersebut adalah = r = u2/u1 = 200,0002/200 = 1,000001
Satu tahun = 52 minggu = n
Maka jumlah sampah untuk satu tahun kedepan adalah
= {u1 x [(r berpangkat n) - 1]} / r-1
= {200 x [(1,000001 berpangkat 52) - 1]} / 1,000001 - 1
= 10.400,2 gram

Tabel 2 Data berat total sampah dari tahun ke tahun



Grafik Peningkatan Berat Total Sampah Yang Dihasilkan Tiap Tahun
                     

          Dari tabel diatas dapat kita lihat betapa banyaknya jumlah sampah yang dihasilkan dalam satu tahun apalagi sampai 10 tahun berikutnya yang mencapai 104.027 gram atau sama dengan 104 kg. Jika massa jenis sampah tersebut adalah 0,01 gram/cm3. Maka besar volume sampah yang dihasilkan adalah
= ρ = m/v = 104.027 gram/(0,01 gram/cm3)
= 10.402.700 cm3 = 10,4027 m3
Jadi volume sampah yang dihasilkan dalam 10 tahun adalah sebanyak 10,4027 m3 suatu hasil yang sangat luar biasa dan dapat disamakan dengan dengan volume sebuah truk angkut.

                                                    

          Melihat efek atau akibat yang ditimbulkan sangat tidak bermanfaat dan sangat berpotensi untuk merugikan kita maka sudah saatnya kita sekarang membuka mata melihat bahwa semua ini adalah sebuah kenyataan, bukan hanya masalah penduduk setempat dan pemerintah saja namun sudah menjadi kewajiban kita untuk segera menghadapinya.Jadi apakah kita hanya bisa diam dan berpangku tangan???????